Selamat datang di blog saya Semoga bermanfaat...(Y)

27 Februari 2014

Benarkah Ular Takut pada Garam


ular tidak takut garam 

SELAMA ini berkembang anggapan bahwa untuk menghindar dari serangan ular, bisa dilakukan dengan garam (natrium klorida). Jadi, jangan heran ketika kegiatan camping, banyak para anggota Pramuka atau bahkan pembinanya sendiri menaburi sekeliling tenda dengan garam. Hal itu dilakukan agar ular tidak bisa masuk ke dalam tenda. Tapi, benarkah tindakan itu?
Faktanya, ternyata SALAH! Ular tidak takut sama sekali terhadap garam. Bahkan, ketika ditaburi garam pun kulit ular tidak mengalami penyusutan.
Tidak takutnya ular terhadap garam dibuktikan oleh DERIC (Depok Reptile – Amphibi Community), yakni komunitas penggemar ular dan reptil asal Depok Jawa Barat. DERIC memperlihatkan bahwa ular memang tidak takut sama sekali terhadap garam. Bahkan ular tersebut pun tidak menghindar ketika ditaburi garam
Menurut Averroes Oktaliza, Wakil Ketua DERIC, adanya pemikiran yang berkembang di masyarakat, bahwa ular takut garam merupakan budaya dan pendidikan yang salah terhadap ular. Dan, uniknya kesalahan tersebut masih terjadi hingga kini dimana setiap orang selalu membawa garam untuk menakuti ular, baik ketika berpetualang di alam bebas atau di rumah.
Ia menambahkan, Justru ular sangat takut terhadap benda yang memiliki aroma yang sangat menyengat seperti bau bensin. Oleh karena itu, kalau mau aman saat camping (berkemah) terhadap serangan ular, maka siram saja sekeliling tenda dengan bensin. Namun, hal tersebut sebenarnya cukup mengundang bahaya karena bisa menyebabkan kebakaran.


Di Indonesia ada 400-an jenis ular. Hanya 30 di antaranya yang berbisa. Jadi, tidak semua ular berbisa dan berbahaya. Ular berperan penting bagi hidup manusia. Hewan itu merupakan predator alami tikus, makanan burung. Keberadaan ular dapat membantu mengurangi populasi hama tikus. Sedangkan burung karnivora jumlahnya semakin menipis karena pakannya juga berkurang karena ulah manusia.
Ada 3 jenis ular di Indonesia yang dilindungi oleh undang-undang. Yaitu phyton molurus, phyton timorensis dan chandra phyton viridis. Molurus terdapat di pulau-pulau besar. Timorensis hanya ada di pulau Timor dan Flores. Sedangkan viridis hanya terdapat di Papua.
Yang perlu diwaspadai terhadap ular, jika manusia berjalan di jalanan tanpa penerangan, saat bulan purnama karena musim kawin, pinggir sungai, hutan dengan posisi matahari di belakang kita. Selain itu juga di daerah berkapur, gua, pohon-pohon rimbun dan lain-lain.
Jika tergigit ular, korban disarankan tidak panik, mengamankan posisi korban dan penolong dari ular, dilakukan pembalutan elastis di atas luka untuk menghentikan laju bisa ke jantung. Selain itu korban tidak boleh banyak bergerak. Sebaiknya korban tergigit ular dibawa ke dokter.

Sepanjang sejarah, beberapa negara pernah memiliki 30 hari dalam bulan Februari.

    Dalam kalender Gregorian, Februari terdiri dari 28 atau 29 hari. Tetapi tiga kali dalam sejarah, terjadi kejadian dimana di beberapa negara, bulan tersebut mempunyai 30 hari.

Kalender Swedia Februari 1712
     Wilayah Swedia (yang saat itu termasuk Finlandia) berencana untuk mengganti kalender Julian menjadi kalender Gregorian mulai tahun 1700 dengan menghapuskan hari kabisat selama 40 tahun ke depan. Oleh karenanya, 1700 bukan merupakan tahun kabisat di Swedia, namun tahun 1704 dan 1708 adalah tahun kabisat di luar rencana. Ini menyebabkan kalender Swedia menjadi sehari lebih cepat daripada kalender Julian namun masih 10 hari di belakang kalender Gregorian. Kebingungan berkurang ketika pada tahun 1712, dua hari kabisat ditambahkan, mengakibatkan tahun tersebut mempunyai tanggal 30 Februari. Hari tersebut sama dengan 29 Februari dalam kalender Julian dan 11 Maret dalam kalender Gregorian. Pergantian Swedia ke kalender Gregorian akhirnya dilakukan pada 1753.


     Pada 1929, Uni Soviet memperkenalkan kalender revolusioner Sovyet di mana setiap bulan mempunyai 30 hari dan sisa 5 atau 6 hari tidak merupakan bagian dari bulan apapun dan menjadi harilibur. Oleh sebab itu, tahun-tahun 1930 dan 1931 mempunyai 30 Februari namun pergantian tersebut dibatalkan pada tahun 1932 sehingga kembali mengikuti kalender biasa. 
Sacrobosco


     Sacrobosco, seorang cendekiawan abad ke-13 mengklaim bahwa dalam kalender Julian bulan Februari mempunyai 30 hari pada tahun-tahun kabisat sejak 44 SM hingga 8 M ketika Kaisar Agustus mempersingkat Februari agar bulan Agustus yang dinamakan menurut namanya mempunyai panjang yang sama dengan bulan Juli (yang dinamakan menurut pendahulunya Kaisar Julius). Meskipun begitu tidak ada bukti sejarah mengenainya dan kemungkinan besar ini hanyalah sebuah mitos lama.

Cara Mudah Menentukan Arah Mata Angin Tanpa Menggunakan Kompas

1. Melihat arah matahari terbit/terbenam
Ini cara yang paling mendasar. Matahari biasanya terbit dari arah timur dan tenggelam di arah barat. Jika Anda merasa kehilangan arah, maka lihat saja matahari berada di arah mana. Ini bisa dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Karena pada siang hari matahari tepat berada di atas kepala kita sehingga sulit menentukan arah yang presisi.


Untuk mempermudah, dapat digunakan jam tangan analog sebagai alat bantu menentukan arah.
Bila pagi hari: sejajarkan arah matahari pada pukul 3, maka pukul 12 adalah utara dan pukul 6 adalah selatan.
Bila sore hari: sejajarkan arah matahari pada pukul 9, maka pukul 12 adalah utara dan pukul 6 adalah selatan.

2. Menggunakan Jarum/Silet di permukaan air.
Caranya mudah, hanya bermodalkan jarum atau silet yang digosok ke permukaan kain yang kering, dan diletakkan di atas daun atau gabus styrofoam. Gabungan silet dan gabus kemudian diletakkan di atas mangkuk berisi air sehingga mengapung. Jarum yang telah digosok pada kain, akan bermuatan listrik statis sehingga selalu menunjuk ke arah utara atau selatan.

3. Memanfaatkan pohon
cobalah cari pohon yang berbatang besar. Perhatikan setiap sisi batang pohon ini. Sisi pohon berbatang besar yang biasanya selalu terkena sinar matahari dan tidak berlumut menunjukkan arah timur. Demikian sebaliknya, jika batang pohon banyak ditumbuhi lumut, menunjukkan arah barat. Llau bagaimana jika tersesat pada malam hari, coba raba sisi pohon berbatang besar ini, dan rasakan suhunya. Cari sisi pohon yang terasa paling hangat. Sisi ini menunjukkan arah barat

4. Melihat makam/kuburan Islam
Jika berada di suatu pedesaan yang asing dan tersesat di sana, anda bisa menentukan arah dengan melihat kuburan. Kuburan Islam selalu menunjukkan arah utara-selatan. Bagian nisan atau kepala yang selalu menghadap ke barat. Jadikanlah ini sebagai patokan dasar. Tapi ingat, ini hanya berlaku di wilayah Indonesia saja.

5. Melihat arah hadap Mushalla atau Mesjid
Sama halnya dengan pparan di atas, hanya saja kita melihat arah Mushalla atau Mesjid menghadap. Di Indonesia, masjid selalu menghadap ke arah barat, karena ka’bah yang dijadikan kiblat umat muslim berada di barat Indonesia. Manfaatkan ini sebagai patokan dasar menentukan arah selanjutnya.

6. Melihat Bayangan Benda
Jika tersesat pada siang hari, lihatlah ke arah bayangan benda. Sama seperti menentukan arah dengan jam, letakkan benda tegak di permukaan tanah. Pada siang menuju sore, bayangan benda umumnya condong ke timur. Sebaliknya, jika tersesat pagi menjelang siang, bayangan benda umumnya condong ke arah barat.


7. Menentukan utara dengan dua bayangan
  • Tancapkan sebuah tongkat pendek, dan beri tanda pada ujung bayangan tongkat.
  • Tunggu 15 – 30 menit, lalu beri tanda lagi pada ujung bayangan tongkat.
  • Buat garis lurus antara tanda pertama dan tanda kedua. arah utara diperoleh dengan membuat garis tegak lurus (90°) dari garis yang kita peroleh dari titik bayangan tadi.
      
_______ (1) _______                _______ (2) _______               _______ (3) _______
____________________________

Inilah Tehnik Membuat Tanda Pertolongan

          Membuat tanda pertolongan atau membuat signal agar dikenali di saat kita dalam bahaya di alam bebas hendaknya kita ketahui. Paling tidak nantinya kalau suatu saat terjadi hal - hal yang tidak di inginkan kita bisa memberikan tanda dimana posisi kita. Sehingga, regu penyelamat dapat menemukan kita dengan mudah.


www.belantaraindonesia.org

Memang idealnya kita bisa memberikan informasi melalaui media elektronik semisal gadget atau apapun. Namun ketika tersesat di hutan, bisa jadi media tersebut justru tidak dapat digunakan lagi entah karena memang baterainya yang habis atau kena air misalnya. Oleh karenanya kita perlu memberikan tanda pertolongan.

Ada dua prinsip cara berkomunikasi dengan penyelamat Anda, pertama Anda harus mendapatkan perhatian penyelamat kedua adalah Anda memberikan signal kepada mereka yang dapat di mengerti olehnya.

Biasanya banyak yang menggunakan tanda X di tanah lapang, memberikan warna kontras, memberikan kilatan cahaya ataupun api dan lain sebagainya. Oleh karenanya, disini akan mencoba memberikan sedikit gambaran bagaimana tehnik memberikan tanda pertolongan.

Pada dasarnya membuat tanda itu ada dua cara, yaitu melalui cara visual dan yang kedua adalah dengan audio. Kita bahas yang pertama dulu.

1. Tanda Api
Tanda api adalah hal yang paling umum untuk menunjukan dan memberitahu lokasi kita berada. Dalam dunia internasional, tiga api yang menyala dalam bentuk segitiga adalah menunjukan tanda pertolongan. Namun kalau Anda sendiri, Anda pertahankan satu api saja itu sudah cukup memberikan tanda.

www.belantaraindonesia.org

Hal yang harus diperhatikan, anda harus membuat api di tempat yang mudah terlihat. Jangan di tengah hutan yang pandangan orang dari atas tidak dapat melihat jelas tanda api Anda. Buatlah di tengah lapang, atau yang bersifat terbuka. Kalau perlu Anda bereskan dulu barang - barang atau pepohonan di sekita tempat anda akan menyalakan api.

Membakar pohon yang menyendiri juga merupakan tanda yang bagus. Namun ingat, anda harus berhati - hati karena bisa jadi nantinya anda akan membakar hutan. Oleh karenanya, perhatikan dan pertimbangkan ketika anda ingin membuat tanda.

2. Tanda Asap
Pernah lihat suku Indian di film - film dimana ia memberikan tanda asap kepada kawannya? ya kurang lebih seperti itu. Asap yang kita bentuk, itu merupakan tanda atau kode menunjukan posisi kita dimana. Kalau hanya membuat asap biasa, mungkin orang mengiranya adalah kebakaran biasa. Kalau kita berikan sentuhan yang dimana asap itu tidak wajar, orang akan berpikiran kita sedang membutuhkan bantuan di dalamnya.
www.belantaraindonesia.org
Cara membuatnya, Anda harus mencampurkan dahan yang basah dengan api yang sedang menyala. Dahan yang basah itu akan menimbulkan asap yang cukup tebal, anda tinggal membuka dan menutupnya sehingga membentuk seperti kumpulan asap yang tersusun. Ada dan tidak ada asap secara bergantian. Walaupun, mungkin dengan tanda asap biasa orang pun juga akan mengetahui posisi Anda.

3. Tanda Cermin
Pada dasarnya, cermin adalah alat yang wajib dibawa ketika kita berpergian. Tak lain tujuannya untuk memberikan tanda kalau kita dalam bahaya. Karena kemampuannya yang memantulkan cahaya, kita bisa memberikan tanda kepada pesawat atau regu penolong yang lain dimana posisi kita.

www.belantaraindonesia.org

Ada alatnya yang namanya MK-3 signal mirror, namun kita bisa meniru prinsip kerjanya dangan membentuk kaleng makanan agar bentuknya seperti di gambar di atas. Intinya, lobang itu adalah lobang yang nantinya kita dapat mengarahkan kepada penolong kita secara tepat, karena kita bisa melihat dari dalam lobang tersebut dimana sinar atau cahaya mengarah.

 4. Tanda Pen Flare
Kalau ini merupakan alat yang memang dikhususkan untuk survival. Namanya pen flare, yaitu alat yang berbentuk seperti tembakan dimana di ujungnya terdapat tali yang nantinya kita tarik. Dia akan mengeluarkan tembakan api sejauh kurang lebih 15 meter dan juga suara yang ledakan yang cukup untuk memberikan tanda.

www.belantaraindonesia.org

Kalau Anda sering melihat film film box office, mungkin anda tidak asing dengan alat dan perlengkapan survival ini. Ada lagi beberapa jenis lainya, namun beberapa tehnik dan cara di ataslah yang paling tidak perlu diketahui karena tidak membutuhkan alat yang ribet. Lagi pula kebiasaan orang Indonesia yang berpergian jarang untuk mempersiapkan alat - alat survival. Bawa makanan saja sudah untung, kadang malah suka modal nekat.

5. Tanda Suara 
Tanda suara biasanya bisa di lakukan dengan menggunakan radio panggil atau istilahnya HT atau Handy Talky. Kadang alat tersebut memang jelas untuk menerima signal agar kita bisa mengirim suara. Namun kadang kala, suara itu tidak jelas oleh karenanya kita harus memainkan tombolnya agar kita dapat memberikan simbol morse. Kendalanya, Anda harus benar - benar memahami kode dan simbol morse untuk dapat berkomunikasi.

Tanda suara yang kedua adalah melalui peluit, ada beberapa jenis peluit yang bisa di gunakan untuk mengirimkan sinyal yang cukup jauh.

6. Tanda Tulisan
Tanda yang paling umum, adalah kita memberikan tulian yang besar di atas area yang luas dengan menulis SOS, HELP atau yang lain. Mungkin dua kata itu yang lebih umum digunakan, walaupun kita bisa menggunakan kata TOLONG, tapi terlalu banyak hurufnya kadang menjadi tidak efektif